shalawat dalailul khairat latin

tioworddestsesholawat-basyairul-khairatpdf-edonawaken. tioworddestse/sholawat-basyairul-khairatpdf-edonawaken. By tioworddestse • Updated a year ago. Sholawat Simakbeberapa bacaan sholawat nabi dan sholawat nariyah berikut. Latin: Allahumma shollialaa sayyidinaa muhammadin abdika wanabiyyika wa Rosuulika Nabil Ummy wa alaa alihi wa shohbihi wasillam. Tulisan Arab Sholawat Basyairul Khoirot - Ratulangi (Margaret Bates) Ada beberapa macam shalawat, disini saya menyebutnya shalawat khusus dan Secaraumum Dalailul Khairat merupakan kitab berisi shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dimulai dari pembuka / muqadimah, dzikir dan wirid harian (senin hingga ahad), hingga doa penutup dan di lengkapi dengan wirid hizib lebih dari 20 macam kategory dalam satu aplikasi. Sayadalam perancangan untuk menaip pelbagai kitab untuk dimuat turun, saya harap setiap orang dapat menaip kitab untuk di muat turun. Dengan cara ini kita dapat menyebarkan luas ilmu, memelihara khazanah Islam dan mudahkan orang menikmati khazanah Islam. MenurutImam Zaini Dahlan, membaca shalawat Badawi Kubro di bawah ini hingga tiga kali (3 x), manfaatnya sama dengan membaca Dala'ilul Khairat. Bahkan, membaca shalawat Badawi Kubro ini tiga kali, bisa menandingi 10 kali membaca Dala'il Khairat. Demikian fadhilah shalawat Badawi Kubro. Ada juga shalawat yang bermanfaat untuk penyembuhan Meine Stadt De Partnersuche Kostenlos. Salah satu diantara berbagai macam shalawat yang masyhur dikalangan muslim yakni shalawat Jauharatul Kamal. Selain masyhur, shalawat ini dikenal dengan banyaknya keberkahan dan manfaat yang ada di dalamnya dan juga tidak lepas dari kemasyhuran penyusunnya, yaitu Imam Ahmad at-Tijani. Shalawat Jauharatul Kamal merupakan salah satu doa atau pujian yang dipanjatkan kepada Rasulullah SAW sebagai bentuk penghormatan dan pengagungan kepadanya sebagai satu-satunya makhluk paling mulia di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi semua umat Islam untuk membacanya dengan istiqamah. Berikut ini adalah teks, terjemahan, dan transliterasi shalawat Jauharatul Kamal اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ صَلَاةً تَعْدِلُ جَمِيْعَ صَلَوَاتِ أَهْلِ مَحَبَّتِكَ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ سَلَامًا يَعْدِلُ سَلَامَهُمْ Allahumma shalli ala sayyidina muhammadin wa ala alihi shalatan ta’dilu jami’a shalawati ahli mahabbatika wa sallim ala sayyidina muhammadin wa ala alihi salaman ya’dilu salamahum Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluarganya, berupa shalawat rahmat yang setara dengan semua shalawat orang-orang yang mencintai-Mu, dan limpahkanlah keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad, dan keluarganya, berupa keselamatan yang setara dengan keselamatan mereka.” Biografi Singkat Penulis Sosok Imam Ahmad at-Tijani tidaklah asing lagi bagi umat manusia. Ia sangat masyhur dan populer popular, khususnya di Indonesia dengan tarekat yang didirikan olehnya, yaitu tarekat Tijaniyah. Namun, yang tidak banyak diketahui darinya adalah selain pendiri tarekat, Syekh Ahmad at-Tijani juga masyhur dengan penyusun shalawat kepada Rasulullah. Melansir NU Online, nama lengkap penukis shalawat tersebut adalah Imam Ahmad bin Muhammad bin al-Mukhtar bin Ahmad asy-Syarif Abul Abbas at-Tijani. Ia dilahirkan di kota Maghrib pada tahun 1150 H/1737 M, dan wafat di Fez Maroko pada tahun 1230 H/1815 M. Imam at-Tijani selain pendiri tarekat Tijaniyah, ia juga sosok yang sangat luas pemahamannya dalam ilmu fiqih, gelar al-faqih yang disematkan pada namanya membuktikan keluasan dan ke dalam pemahamannya dalam cabang ilmu yang satu ini. Dalam ilmu fiqih, ia mampu memahami pokok-pokok ajaran syariat hingga cabangnya. Ia juga pakar ilmu ushul, ahli tasawuf, pemberi nasihat, dan pribadi yang berakhlak mulia. Khairuddin az-Zarkili, al-A’lam, [Darul Ilmi, cetakan kelima 2002], juz I, halaman 245. Sejarah dan Keutamaan Shalawat Jauharul Kamal pada hakikatnya tidak memiliki sejarah yang serius dan khusus, bahkan shalawat ini bukanlah shalawat murni yang ditulis dan disusun oleh Imam Abul Abbas at-Tijani, namun merupakan bacaan dikte yang disampaikan oleh Rasulullah kepadanya. Dalam sejarahnya, ia tidak hanya bisa bertemu dengan Rasulullah di waktu tidur mimpi saja, namun juga sering didatangi di waktu ia terbangun yaqzhah. Bahkan, di tempat ia menyendiri khalwah, juga sangat sering bersama Rasulullah. Hubungan dekat itu akhirnya menjadi penyebab di balik adanya shalawat Jauharatul Kamal. Tepat dalam suatu kesempatan, Rasulullah mengajarkan shalawat ini kepadanya secara langsung dan nyata, bukan dalam mimpi, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusuf an-Nabhani, هَذِهِ الصَّلَوَاتُ لِلْوَلِي الْكَبِيْرِ سَيِّدِيْ أَبِي الْعَبَّاسِ أَحْمَدْ اَلتِّجَانِي تُسَمَّى جَوْهَرَةَ الْكَمَالِ. وَقَدْ ذُكِرَ أَنَّ النَّبِي أَمْلَأَهَا عَلَيْهِ يَقْظَةً Artinya, “Shalawat ini adalah milik wali agung, Sayyid Abul Abbas Ahmad at-Tijani, yang dikenal Jauharatul Kamal. Dan, sungguh telah disebutkan bahwa Nabi Muhammad telah mendiktekannya kepadanya at-Tijani di waktu terbangun.” Yusuf an-Nabhani, Sa’adatud Darayn fis Shalati ala Sayyidil Kawnayni, [Beirut, Darul Kutub al-Ilmiah 2010], halaman 43. Keutamaan Shalawat Jauharatul Kamal Sebagaimana jamak diketahui bersama, orang yang membaca shalawat akan mendapatkan pahala yang pasti dari Allah, bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah, termasuk shalawat Jauharatul Kamal di atas. Akan tetapi, shalawat ini juga memiliki keistimewaan dan keutamaan selain yang telah disebutkan, bahkan keistimewaan ini disebutkan secara langsung oleh Rasulullah, sebagaimana penjelasan Syekh Yusuf an-Nabhani dalam kitabnya, ذُكِرَ أَنَّ لَهَا خَوَاصٌ مِنْهَا أَنَّ مَنْ قَرَأَهَا سَبْعًا فَأَكْثَرَ يَحْضُرُهُ رُوْحُ النَّبِي وَالْخُلَفَاءُ الْأَرْبَعَةُ. وَمِنْهَا أَنَّ مَنْ لَازِمَهَا أَزْيَدَ مِنْ سَبْعِ مَرَّاتٍ يُحِبُّهُ النَّبِي مَحَبَّةً خَاصَةً وَلَا يَمُوْتُ حَتَّى يَكُوْنَ مِنَ الْأَوْلِيَاءِ Artinya, “Dikatakan, bahwa shalawat Jauharatul Kamal memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya siapa yang membacanya sebanyak 7 kali atau lebih banyak, maka ruh Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin yang empat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali akan menghadirinya. Keistimewaan lainnya, yaitu siapa yang membiasakan membacanya melebihi 7 kali, maka akan dicintai nabi dengan cinta khusus, dan ia tidak akan mati hingga menjadi bagian dari wali kekasih Allah.” Yusuf an-Nabhani, 43. Dalam referensi yang lain, Syekh Shalahuddin mengatakan bahwa shalawat singkat ini memiliki keistimewaan yang keutamaan dan pahalanya setara dengan membaca shalawat shalawat Dalailul Khairat sebanyak 70 ribu, bahkan melebhinya. Ia mengatakan وَهَذِهِ الصَّلَاةُ مَنْ صَلَّى بِهَا مَرَّةً فَكَأَنَّمَا قَرَأَ دَلَائِلَ الْخَيْرَاتِ سَبْعِيْنَ أَلْفِ مَرَّةٍ وَهِيَ اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ صَلَاةً ... الخ Artinya, “Shalawat ini, siapa yang bershalawat dengannya satu kali, maka sebanding dengan membaca Dalailul Khairat 70 ribu kali, yaitu Allahumma shalli ala sayyidina muhammadin….” Syekh Shalahuddin, Kasyful Ghuyum an Ba’di Asraril Qutbil Maktum, [Darut Taisir 1999], halaman 407. Demikian penjelasan seputar sejarah dan keistimewaan shalawat Jauharatul Kamal. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa menjadi orang-orang yang senang untuk bershalawat dan bisa menjadi umat yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah. Wallahu a’lam bis shawab. Penulis Ustadz Sunnatullah

shalawat dalailul khairat latin