seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap

Berjiwapemimpin tentu saja harus dimiliki oleh setiap wirausahawan. Karena pada dasarnya mereka akan menjadi seorang bos atau pemimpin dalam perusahaannya. Jiwa pemimpin adalah jiwa ksatria yang berani, adil, bertanggung jawab, cerdas dan sikap terpuji lainnya. Dengan begitu, pekerja dalam perusahaan Anda, tidak akan mengeluh dan betah bekerja. 5. Pelajaranutama bagi seorang guru adalah adil dan bijaksana. Apa itu adil dan bijaksana? Pengertian adil, sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak atau menempatkan sesuatu pada tempatnya, dalam artian tidak boleh mengurangi hak orang lain dan jangan melebihkan hak kita. ( kbbi .web .id/ adil- 2021 ). Seorang guru harus memiliki sikap adil KepalaDaerah merupakan sosok yang akan dipercaya oleh masyarakat guna memimpin daerahnya. Sebagai sosok pemimpin, ia harus memiliki kemampuan untuk mengurus masyarakatnya secara adil. Adil sering kali dimaknai sebagai sikap "seimbang", dalam arti mampu secara proporsional meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dalammengemban amanah dan menjalankan pemerintahan. Pemimpin yang mendapat kepercayaan rakyat harus mengedepankan prinsip keadilan. Sebab, berbuat adil adalah pangkal segala keutamaan. Terwujudnya keadilan dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan rasa aman stabilitas nasional dan menyejahterakan kehidupan rakyat. tugasitu, tetapi seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan membuat rencana, melaksanakan rencana dan memutuskan segala sesuatu yang perlu. Walaupun demikian pandangan kepemimpinan kuno dan modern terhadap pemimpin tetap sama, yaitu : 1. Pemimpin berkewajiban untuk melayani dan memenuhi kebutuhan kelompok. Meine Stadt De Partnersuche Kostenlos. Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata Kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free KEPEMIMPINAN DALAM MENGHADAPI BUDAYA MASYARAKAT KONSERVATIF Nurrachma Maharani¹ , Luthfiani Bintang Sulistyo² , Dieka Qaulam Nabilla³ Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Jl. RS Fatmawati Raya, Pondok Labu, Jakarta Selatan, 12450 E-mail 2110611001 , 2110611042 , 2110611052 Dwi Desi Yayi Tarina, SH., Corresponden Author Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dwidesiyayitarina ABSTRAK Budaya pemikiran masyarakat Indonesia yang belum terbuka atas interpretasi memungkinkan arah politik yang konservatif. Pola pikir konservatif ini sudah mengakar hingga menjadi budaya dalam masyarakat. Pemimpin yang tepat diperlukan dalam masyarakat konservatif agar tatanannya menuju ke arah pembangunan yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan yang ideal untuk dipraktekkan dalam kehidupan politik di Indonesia yang konservatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode kepustakaan. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, tidak hanya harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan, melainkan butuh kepercayaan dari masyarakat konservatif itu sendiri. Agar mendapatkan kepercayaan, pemimpin harus bisa merangkul masyarakat konservatif dengan cara mengetahui pola dialog dalam masyarakat, memelihara hubungan baik dan membangun komunitas yang harmonis. Kata kunci Kepemimpinan, Budaya Masyarakat Konservatif, Kepercayaan Masyarakat ABSTRACT The Indonesian people's culture of thought allows for a conservative political direction. This conservative mindset has taken root to become a culture in society. The right leaders are needed so that the order is headed towards renewable development. This study aims to determine the ideal leadership to be practiced in political life in conservative Indonesia. The type of research used is qualitative with library methods. In this study, it is known that to be a leader, one does not only have to have leadership qualities, but also needs the trust of the conservative society itself. In order to gain trust, leaders must be able to embrace conservative society by knowing the pattern of dialogue in society, maintaining good relations and building a harmonious community. Keywords Leadership, Conservative Culture, Community Trust PENDAHULUAN Kepemimpinan leadership adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangkala dibedakan antara kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, arti kata konservatif adalah kolot; bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku. Orang yang konservatif cenderung mempertahankan kebiasaan lamanya. Konservatisme juga merupakan filsafat politik yang mendukung nilai tradisional. Konservatisme berasal dari kata bahasa Latin, conservare. Artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara. Maka masyarakat konservatif dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang terus tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional yang ada sejak dulu dan sulit menerima perkembangan. kaum konservatif seringkali menganggap bahwa masyarakat yang memiliki peradaban maju sebagai masyarakat yang penuh ketimpangan ekonomi, sosial, dan politik. Dalam kehidupan bersosial di masyarakat terdapat pemimpin dalam kehidupan yang berkelompok, yang dimana sosok pemimpin mengalami keteraturan hidup sehingga tercapainya kemakmuran. Kepemimpinan dapat terjadi secara alami di antara orang-orang yang tergabung menjumpai tujuan yang sama dalam kelompok. pada kelompok tersebut terbagi menjadi dua, ada yang bertugas untuk memimpin kelompok, dalam memimpin suatu kelompok dibutuhkannya satu orang, dan selebihnya adalah seorang pengikut. seorang pemimpin membutuhkannya sebuah sikap yang saling peduli terhadap orang di sekitarnya serta kemampuan berpikir secara kritis. Dalam pengertian menurut ahli, Fiedler meyakini bahwa kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut pendapat kelompok kami dalam mengartikan sebuah kepemimpinan, yang dimana merupakan bentuk sikap pribadi yang dapat memimpin demi mencapai tujuan yang diinginkan. Terciptanya suatu paradigma dalam kehidupan bermasyarakat yang seringkali timbul sehingga terjadinya perpecahan antar suatu peran pemimpin dengan masyarakat. hal ini sering terjadi dalam adanya keputusan yang saling berbeda. Seperti yang pernah terjadi ketika melakukan pemilihan secara demokratis baik dalam tingkatan pilkada, pemilu, dan pilpres. hal ini ditimbulkan karena lingkungan masyarakat Indonesia bersifat dikotomi, yang dimana hal ini mendukung akan sebuah konservatif berpikir. Masyarakat dengan mudahnya selalu terbawa akan sebuah emosi dari dirinya sendiri, sehingga masyarakat enggan berpikir secara logis. Namun lebih memilih menggunakan emosi dalam pendekatan pemahaman yang konservatif. Dengan menggunakan pendekatan emosi, hal ini dapat menuntut masyarakat dalam mempercayai sebuah kemiringan suatu berita hoax daripada mempercayai suatu kebenaran dalam memilah berita. Pada tahap ini juga, Indonesia mengalami sebuah polarisasi politik yang berkepanjangan dan berkelanjutan sehingga kondisi ini memungkinkan terjadinya sebuah konflik di antara golongan terutama dalam bidang politik, namun disisi lain juga pemikiran masyarakat Indonesia masih belum bergerak akan keterbukaan interpretasi sehingga dalam budaya politik Indonesia sering sekali menggunakan adu domba. Awal mula ini berasal dari budaya konservatif, sehingga dalam beberapa kultur budaya juga enggan untuk inovasi sehingga sistem Jeanne Darc N. Manik. Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat Bangka Belitung Media Neliti, 2013 pemerintahan dapat terbilang bahkan dalam indeks demokrasi Indonesia sempat mengalami penurunan ketika ada pemilihan. Hal ini menjadi tolak ukur bahwa sistem pemikiran politik di Indonesia yaitu kebenaran berada di satu pihak dan kesalahan di pihak lain. RUMUSAN MASALAH Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pembaca terkait dengan permasalahan yang tengah terjadi di Indonesia, yaitu adanya sebuah golongan dengan pemikiran yang nilainya tidak logis menginginkan sebuah perubahan yang berjalan sesuai emosi mereka. Selain itu untuk mengetahui pola pikir pemimpin agar tidak konservatif, dengan indikasi indikasi yang berasal dari jurnal yang telah kami review. Dengan penulisan karya ilmiah ini penulis berharap, pembaca dapat mengetahui bagaimana sikap seorang pemimpin dalam menghadapi budaya masyarakat yang konservatif, bagaimana peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial, serta bagaimana praktik pemimpin dalam menghadapi pertentangan antara masyarakat konservatif dan masyarakat modern. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah suatu jenis penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan library research atau telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan, seperti halnya dengan menganalisis suatu permasalahan terhadap melalui peraturan perundang-undangan, literatur-literatur dan untuk sumber bahan - bahan referensi lainnya yang berhubungan dengan kebentrokannya pemikiran golongan tertentu dengan yang lainnya. Dalam penelitian kepustakaan, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian berupa data-data kepustakaan yang telah dipilih, dicari, disajikan dan dianalisis. Sumber data penelitian ini mencari data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan data-data kepustakaan yang substansinya membutuhkan tindakan pengolahan secara filosofis dan teoritis. Data yang disajikan adalah data yang berbentuk kata yang memerlukan pengolahan supaya ringkas dan sistematis. PEMBAHASAN 1. Sikap Seorang Pemimpin Dalam Menghadapi Budaya Masyarakat yang Konservatif Permasalahan menghadapi masyarakat yang masih bersifat konservatif tentu menjadi tantangan sendiri. Charlotte Thomson 1999 menegaskan konservatif adalah sebuah konsep dimana seseorang selalu menjaga tradisi lama atau hal tradisional dan menentang modernitas, sedangkan dunia semakin hari akan semakin berkembang. Perubahan yang bersifat komprehensif membutuhkan rangsangan yang dapat memotivasi objek sasaran perubahan tersebut, sehingga sejauh manakah rangsangan itu dapat membawa dampak, baik secara positif maupun negatif. Maka kepemimpinan dalam menghadapi budaya yang telah mengakar ini adalah dengan melakukan pendekatan-pendekatan yang bertujuan agar kelompok tertentu dalam masyarakat khususnya bagi mereka yang berada di lapisan sosial bawah dapat diberdayakan segala potensi dan kemampuan yang dimiliki agar nantinya mereka mampu memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam hal ini pendekatan yang dimaksud terkait dengan cara yang digunakan agar masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kegiatan pemberdayaan bersikap terbuka dalam menerima berbagai bentuk unsur inovasi yang semuanya itu dimaksudkan agar mereka dapat melepaskan diri dari berbagai keterbelakangan, isolasi sosial, keterpurukan serta ketertinggalan dalam berbagai sektor dasarnya seorang pemimpin mempunyai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan sendiri merupakan suatu kekuatan aspirasional, kekuatan semangat dan kekuatan moral yang kreatif yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka dapat searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Kemudian kemampuan seseorang dalam menjalankan kepemimpinan akan sangat lebih baik dengan pendekatan secara emosional dibandingkan dengan melalui tindakan lewat sistem atau model kekuasaan secara politik tanpa adanya modal hubungan emosional dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya. Sebab itu seperti yang dikatakan oleh Cleeton dan Mason 2003, kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan Peran Seorang Pemimpin Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Konservatif dalam Perubahan Sosial Manusia cenderung untuk melakukan hal-hal baru, namun sesuatu yang lama tidak begitu saja ditinggalkan. Hal ini dinamakan resistensi, bahwa setiap zaman selalu terdapat tarik ulur di antara gaya hidup konvensional dengan gaya hidup modern. Pada dasarnya, sikap konservatif merupakan suatu sikap dari orang perseorang atau kelompok yang berusaha mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya. Seseorang bersikap konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial budaya, masih berupaya mempertahankan pola lama yang telah menjadi tradisi dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodo, sesudah datang perubahan dan konservatif merupakan goIongan masyarakat yang tidak menghendaki perubahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, mereka beranggapan apabila mengubah nilai-nilai yang telah diajarkan nenek moyang dapat menyebabkan Andi Haris, Memahami Pendekatan Pemberdaya Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media, Makassar Jupiter, 2014 Hardi Mulyono, Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi, Medan Media Neliti, 2018 Dwi Suprastoyo, Kepemimpinan Lokal Yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa, Bogor Institut Pertanian Bogor, 2016 Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati, Konservatid dan Progresif Spiritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami, Padang JPBSI, 2013, hlm. 257-258 malapetaka. Masyarakat yang konservatif memiliki pemikiran yang cenderung masih tradisional dapat menjadi salah satu faktor penghambat perubahan sosial. Hal ini karena pemikiran yang tradisional umumnya enggan untuk menerima hal-hal baru dan cenderung mempertahankan apa yang sudah ada sejak lama. Maka dari itu, peran pemimpin sangat penting dalam perubahan sosial. Pemimpin juga membangun kesadaran dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dan sukarela untuk turut aktif berpartisipasi dalam perubahan sosial. Menurut Koenjaraningrat, perubahan sosial itu sendiri mencakup nilai-nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, masyarakat adalah kelompok sosial yang mendiami suatu tempat. Istilah sosial itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur, sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga membawa pada perubahan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menjalankan perannya sesuai dengan fungsi-fungsi manajerial. Fungsi manajerial dalam kepemimpinan penting dilakukan agar mewujudkan tatanan masyarakat yang beraturan. Peranan pemimpin berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut ● Perencana, yaitu usaha sadar dan pengambilan keputusan secara matang oleh seorang pemimpin akan hal, pemikiran atau kegiatan yang akan dikerjakan oleh masyarakat di masa depan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Pengorganisasi, yaitu pemimpin melakukan pengelompokan akan keseluruhan tatanan masyarakat, termasuk tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian masyarakat sehingga dapat tergerak sebagai satu kesatuan utuh dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya; ● Penggerak, yaitu pemimpin mengusahakan usaha untuk menggerakkan seluruh tatanan masyarakat agar bersedia untuk berpartisipasi dalam pembangunan; ● Pengawas, yaitu proses pengamatan oleh seorang pemimpin terhadap keseluruhan kegiatan masyarakat, mulai dari penetapan target atau tujuan, persiapan, dan proses pembangunan dengan tujuan menjamin proses kegiatan berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang telah dijadikan sebagai target atau tujuan, tidak melenceng dari yang seharusnya; ● Penilai, yaitu pemimpin melakukan evaluasi atau pembandingan akhir, serta pengukuran capaian kerja nyata dibandingkan dengan target atau tujuan yang telah ditetapkan dan yang seharusnya tercapai. Peran kepemimpinan sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan maupun kemunduran pembangunan suatu tatanan masyarakat. Dalam tatanan masyarakat konservatif, dibutuhkan pemimpin yang memiliki 5 fungsi tersebut agar dapat menjadi pemimpin yang kuat, sehingga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi masyarakat agar tergerak dan berubah menjadi lebih baik. Walaupun begitu, menggerakkan masyarakat kearah Siagan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Bumi Aksara, 2013 kemajuan merupakan sesuatu hal yang penting namun, untuk melakukan hal itu dibutuhkan aspek kepercayaan yang diberikan kepada pemimpin. Rasa hormat, kepercayaan, dan dihargai akan berjalan seiring waktu ketika pemimpin mampu memberikan solusi atas masalah yang selama ini dihadapi oleh masyarakat konservatif. Seorang pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas serta memiliki pemahaman tentang pengetahuan daerah yang dipimpin dengan baik sehingga mampu menggerakkan masyarakat konservatif untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Peran pemimpin untuk meningkatkan partisipasi masyarakat konservatif dalam perubahan sosial adalah pemimpin harus berperan aktif dan memiliki fungsi dalam pemberian saran, informasi dan pendapat dalam mewujudkan perubahan sosial masyarakat. Karena dengan saran, informasi dan pendapat seorang pemimpin sebagai salah satu bukti wujud perhatian pemimpin terhadap masyarakat. Pemimpin juga harus mewajibkan masyarakat untuk partisipasi aktif terdapat pendidikan. Pengaruh masyarakat terhadap pendidikan sebagai lembaga sosial terasa amat kuat, dan berpengaruh pula terhadap individu-individu yang ada di lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri. Program efektif tentang hubungan kerja sama lembaga pendidikan dengan masyarakat untuk mendorong orang tua terlibat ke dalam proses pendidikan melalui kerja sama dengan pemimpin dan staf termasuk dewan guru di dalam perencanaan program pendidikan individual dari anak-anak mereka. Pendidikan dapat menjadi jawaban atas setiap persoalan yang ada di masyarakat, termasuk dalam terhambatnya perubahan sosial. Dengan meningkatkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, maka pemikiran yang konservatif dapat ditepis dan masyarakat dapat lebih berpikir terbuka. 3. Praktik Pemimpin Dalam Menghadapi Pertentangan Antara Masyarakat Konservatif dan Masyarakat Modern Setiap masyarakat, baik tradisional maupun modern akan selalu mengalami perubahan-perubahan secara berkesinambungan. Perubahan-perubahan tersebut mengikuti perkembangan sosial yang ada. Dengan menggunakan akal dan pikirannya manusia mengadakan perubahan-perubahan dengan menciptakan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhannya yang sangat kompleks dengan maksud untuk memperbaiki taraf hidupnya. Seorang pemimpin harus mampu bertindak cepat, tepat, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut. Seorang pemimpin yang merasa berkewajiban dalam tugasnya di dalam masyarakat, maka harus bisa merencanakan segala sesuatunya sebagai contohnya misalnya dalam hal merencanakan terciptanya kesejahteraan para warganya di bidang keamanan perlu juga adanya preventif yang harus menjadi bahan pemikiran terlebih dahulu. Di samping itu kita perlu memahami dan mengetahui seni-seni dalam memimpin itu sendiri sehingga kita bisa paham dan mengerti model dalam kepemimpinan seseorang dalam memimpin orang atau kelompok yang dipimpinnya. Karena dalam proses kepemimpinan tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi kelompok atau orang yang mendapat pengaruh tersebut. Jadi kepemimpinan kepala desa juga harus mampu memiliki ciri khas memimpin sesuai kondisi ruang dalam pola kehidupan serta kultur yang berlaku di daerah kepemimpinannya. Kepemimpinan juga dianggap sebagai usaha-usaha untuk menyelesaikan setiap konflik antara para masyarakatnya agar tercapai kerja sama yang baik. Seorang pemimpin harus memiliki sikap adil dan bijaksana untuk memecahkan masalah. Dalam suatu organisasi pemimpin yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bertanggung jawab, pemimpin yang bertanggung jawab tidak boleh memihak kepada siapapun pemimpin harus memilih sikap adil untuk memecahkan suatu masalah atau konflik. KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat dikatakan ini merupakan sesuatu yang cukup sulit untuk diselesaikan, karena konservatif ini merupakan budaya yang telah mengakar sehingga sulit untuk dijelaskan dengan waktu yang singkat. Namun dengan pemimpin yang mengetahui pola-pola yang pas untuk menangani hal tersebut maka mungkin saja secara perlahan budaya ini akan membuka diri dengan semua perkembangan yang ada. tentunya semua perkembangan tersebut akan memudahkan kehidupannya juga. Salah satu faktor yang bisa mendukung suksesnya kepemimpinan dalam melaksanakan tugasnya amat dipengaruhi oleh terciptanya hubungan yang akrab, harmonis dan kerjasama yang baik antara kepemimpinan dengan masyarakat yang masih bersikap konservatif. Hanya saja, guna memelihara dan melanggengkan hubungan baik ini sudah barang tentu didukung pada munculnya kesan yang baik dimata masyarakat misalnya saja pemimpin dinilai jujur, punya rasa empati yang kuat serta dapat dipercaya. SARAN Adapun saran untuk permasalahan tersebut yaitu seorang pemimpin harus mengajak beberapa elemen penting dalam masyarakat guna menciptakan modernisasi serta pengembangan pola pikir dan hidup masyarakat yang lebih baik dan terarah. Pemimpin juga harus dapat memotivasi dan membantu masyarakat untuk siap melakukan perubahan ke arah modernisasi agar sikap konservatif tersebut hilang. Diharapkan pemimpin dapat menciptakan kerja sama dan hubungan harmonis dengan masyarakat, karena dengan kerja sama dan hubungan yang harmonis tersebut dapat membantu perkembangan masyarakat untuk meninggalkan budaya atau sikap konservatif. DAFTAR PUSTAKA Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media” dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin Makassar. Helvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. “Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami” dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257- 258. Padang FBS Universitas Negeri Padang. Manik, Jaenne Darc N. 2013. “Kekuasaan dan Kepemimpinan Sebagai Proses Sosial dalam Bermasyarakat” dalam Media Neliti. Bangka Belitung Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung. Mulyono, Hardi. 2018. “Kepemimpinan Leadership Berbasis Karakter dalam Peningkatan Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi” dalam Media Neliti Volume 3 Nomor 1. Medan LP2M Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah. Siagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Aksara. Suprastoyo, Dwi. 2016. “Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa” Bogor Institut Pertanian Bogor. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this MulyonoPemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan panutan bagi yang dipimpinnya. Beberapa tipe kepemimpinan secara umum adalah otokratik, kharismatik,laisser faire, demokratik, untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, akan menimbulkan kesulitan, karena setiap akan melakukan pekerjaan dengan baik itu harus dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit diwujudkan. Seorang pemimpin memotivasi pengikut melalui gaya kepemimpinan yang berbasis Kearifan Lokal Indonesia yaitu gaya kepemimpinnan berbasis karakter dalam mewujudkan ini diperlukan saat ini gaya manajemen kepemimpinan yang mengintegrasikan 18 nilai-nilai charakter building ke dalam gaya kepimpinan pengelolaan PT sehinggga tercapai visi dan misi dari Perguruan TinggiMemahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2Andi HarisHaris, Andi. 2014. "Memahami Pendekatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media" dalam Jupiter Volume XIII Nomor 2. Makassar Universitas Hasanuddin dan Progresif Spritualisme dalamHelviraW S HasanuddinNurizzatiHelvira, Hasanuddin WS, Nurizzati. 2013. "Konservatif dan Progresif Spritualisme dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami" dalam JPBSI Volume 1 Nomor 2 hlm. 257-258. Padang FBS Universitas Negeri Sumber Daya ManusiaSiagianSiagian. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Bumi Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat JawaDwi SuprastoyoSuprastoyo, Dwi. 2016. "Kepemimpinan Lokal yang Demokratis Di Pedesaan Masyarakat Jawa" Bogor Institut Pertanian Bogor. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Surabaya13 Januari 2022 0224Hallo Amalia, kakak bantu jawab yaa. Jawaban dari pertanyaan diatas adalah B. Semua rakyat. Kepala Daerah merupakan sosok yang akan dipercaya oleh masyarakat guna memimpin daerahnya. Sebagai sosok pemimpin, ia harus memiliki kemampuan untuk mengurus masyarakatnya secara adil. Adil sering kali dimaknai sebagai sikap “seimbang”, dalam arti mampu secara proporsional meletakkan sesuatu pada tempatnya. Merujuk dasar negara Pancasila, kata “Adil” dilekatkan pada sila ke-2 dan sila ke-5 yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab & Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jadi, jawaban dari pertanyaan tersebut adalah B. Semua rakyat. Semoga membantu. Skip to contentAku DemokratNewsletter AHY Profil dan PrestasiInstruksi KetumRubrik PemikiranDiskusi Bersama AHYSocial Media AHYOrganisasi SejarahVisi & MisiProgram Program PrioritasRencana KerjaKalender Kerja 2022Struktur OrganisasiPengurus Pengurus DPPPengurus DPD & DPCFraksi DPR-RIWebsite DPD & DPC Partai DemokratRegulasi & Keputusan PartaiLaporan KeuanganStatistik KeanggotaanStatistik KantorPublikasi RilisBerita Berita NasionalBerita DaerahSudut PandangPemilu Calon EksekutifCalon LegislatifAnggota DPR-RIGabung DemokratDaftar CalegE-PPID Dasar Hukum dan Regulasi PPIDDaftar Informasi PublikMaklumat PPIDFormulir Permohonan InformasiPengajuan KeberatanSurvei KepuasanTentang PPID Tugas dan Fungsi PPIDStruktur Organisasi PPIDVisi Misi PPIDKontak PPIDStandar Layanan PPID Tata Cara PermohonanSOP PPIDWaktu dan Biaya Layanan InformasiLHKPNDokumentasi PPIDLaporan PPIDAplikasi DemokratBPIP Partai DemokratPemimpin Harus Benarkan yang Benar dan Salahkan yang SalahKetua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono serta para Petinggi Demokrat dalam kegiatan Safari Ramadan Partai Demokrat di di Hotel Allium, Kota Tangerang, Banten, Rabu 21/6/2017. Foto MCPD/OmarTaraTangerang, Banten Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono SBY menyampaikan Refleksi Bulan Ramadan bertema “Pemimpin dan kepemimpinan”, dengan topik “Pemimpin yang Adil, Tegas, dan Bijaksana”. Refleksi Safari Ramadan Partai Demokrat itu dilakukan di Hotel Allium, Kota Tangerang, Banten, Rabu 21/6/2017.“Banyak teori tentang kepemimpinan yang baik. Karakter seorang pemimpin yang baik seperti apa, yang adil seperti apa, dan yang bikasana seperti apa. Tapi saya akan menyoroti satu dua hal saja terkait sifat-sifat pemimpin yang baik tadi yaitu adil, tegas, dan bijaksana,” SBY seorang pemimpin dikatakan adil ada dua kriteria yang mudah pemimpin disebut adil apabila membenarkan yang benar dan menyalahkan yang salah. Jangan sampai dibolak balik, yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Itu bukan pemimpin yang kedua, pemimpin dikatakan adil jika terhadap orang baik, benar, dan berprestasi diberikan penghargaan. Tetapi terhadap bawahan yang tidak baik dan selalu berbuat salah, tidak ada prestasinya, diberikan hukuman atau paling tidak diluruskan dan dikoreksi.“Sebagai manusia sikap yang adil dan bijak itu adalah tidak selalu membenarkan yang kuat tetapi selalu memperkuat kebenaran. Jangan bermain-main dengan penegakan hukum karena itu akan merusak rasa keadilan,” SBY juga menambahkan, pemimpin harus cerdas dan bijaksana. Pemimpin cerdas dan bijaksana memiliki empat sifat untuk melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya. Empat sifat terpuji itu dikenal luas dalam ajaran Islam karena merupakan sifat Nabi Muhammad SAW yang harus siddiq benar. Sidiq merupakan kebenaran dalam perkatan dan perbuatan. Satunya kata dalam perbuatan. Tidak mencla-mencle. Tidak amanah dapat dipercaya. Pemimpin harus dapat dipercaya dalam perkataan dan fatanah cerdas. Pemimpin mesti cerdas dan berpengetahuan. Pemimpin yang tidak cerdas tidak akan bisa mengarahkan kemajuan suatu daerah atau negara agar tablig menyampaikan. Pemimpin harus berjiwa seperti Rasulullah saat menyampaikan firman Allah SWT. Dalam dunia nyata sekarang ini, pemimpin harus menyampaikan dan mengkomunikasikan hal yang harus diketahui oleh rakyatnya. Cara menyampaikannya pun harus cerdas dan tepat. Pemimpin juga harus punya solusi untuk disampaikan kepada SBY menyampaikan Refleksi Ramadan, dilakukan pemberian santunan pada anak yatim piatu, Tausiah Hikmah Ramadan disampaikan KH Tajidin Hasan, pembacaan Ayat Kursi, dari Surah Al-Baqarah, Al-Quran dan saritilawahnya yang dibawakan kader Partai dalam Safari Ramadan tersebut, antara lain, Ibu Ani Yudhoyono, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono AHY, Gubernur Banten Wahidin Halim, para Pimpinan Divisi dan Departemen DPP-PD, Ketua DPD-PD Banten Aeng Khaerudin beserta jajarannya, para Ketua DPC, PAC, dan ranting PD se- Banten, serta para anak yatim piatu.Iwan K/dikShare This Story, Choose Your Platform! Related Posts Page load link Seorang pemimpin dituntut memiliki sikap adil dan bijaksana. Bisa dikatakan, kedua sikap atau sifat ini menjadi hal yang niscaya yang harus ada di diri seorang pemimpin. Tanpa membekali dengan kedua sikap tersebut, dia akan menjadi sosok pemimpin yang semena-mena terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan juga sangat diperlukan bagi seorang pemimpin. Tanpa memberikan contoh atau keteladanan yang baik, maka dia hanya akan menjadi pemimpin yang pandai berteori atau berkata-kata manis belaka, tapi minim aksi. Hanya suka mengobral janji tapi tidak mau membuktikan ucapannya. Tentu, kita sangat menghindari memilih sosok pemimpin yang seperti ini. Seorang pemimpin yang baik harus berusaha mengetahui kondisi rakyatnya. Bahkan ia harus terjun ke tengah-tengah masyarakat agar mengetahui secara langsung kondisi orang-orang yang sangat membutuhkan uluran pertolongan dari pemerintah. Seorang pemimpin sejati akan selalu berusaha mencari jalan keluar terbaik untuk rakyatnya, bukan malah semakin mempersulit kondisi mereka dengan menetapkan peraturan atau kebijakan yang tidak bijak. Dalam buku “Ratu Adil Segera Datang!” dijelaskan, seorang pemimpin sejati harus berada di dalam lingkungan kosmis orang-orang yang dipimpinnya. Selain itu, ia harus hidup di dunia nyata. Sedangkan, dunia itu terus berubah, maka pemimpin yang baik adalah seorang yang terus belajar. Ia mempelajari lingkungannya, mereka yang ia pimpin serta seluk-beluk dirinya sendiri. Ia tidak berhenti meningkatkan kepekaan dan intuisinya. Ia pun senantiasa belajar mengenali sistem di mana ia berada beserta segala dinamikanya. Juga, ia terus belajar mendalami skill dan sikap kepemimpinan halaman 154. Sikap seorang pemimpin membuat pengikutnya mempercayakan diri kepadanya. Namun, seorang pemimpin juga harus membuat perubahan. Untuk itu, selain sikap, diperlukan juga serangkaian keterampilan atau skill kepemimpinan. Secara sederhana, definisi keterampilan adalah kemampuan mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana halaman 166. Semoga terbitnya buku “Ratu Adil Segera Datang!” karya Otto Sukatno CR. ini dapat menjadi sumber wawasan tentang kepemimpinan bagi para pembaca, khususnya mereka yang saat ini menjadi seorang pemimpin. - Sifat-sifat kepemimpinan adalah sifat dan ciri tingkahlaku seorang pemimpin yang mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan segala kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan menjadi faktor penentu dalam meraih sukses bagi sebuah organisasi. Karena kepemimpinan yang sukses akan mampu mengelola penjelasan ciri-ciri kepemimpinan Kepemimpinan yang baik Dalam buku Principle Centered Leadership 2001 oleh Stephen Covey, terdapat tiga ciri-ciri pemimpin yang baik, yaitu Mengatur manajemen dalam diri yang baik Sebagai seorang pemimpin, Anda harus bisa mengatur diri sendiri dengan baik. Mulai dari aspek waktu, perhatian, hingga emosi dalam diri. Pahami diri sendiri, untuk mencari tahu apa yang menjadi kekuatan dan Anda bisa mengontrol dan mendisiplinkan semua tindakan dalam diri. Hindari sifat kaku, karena akan menyusahkan diri sendiri. Baca juga Kemampuan Seorang Pemimpin dan Tugas-tugasnya Memiliki strategi Ciri-ciri selanjutnya adalah memiliki strategi dalam bertindak dan menyusun segala perilaku dengan baik. Sebagai pemimpin, semua keputusan berada di tangan Anda. Baik atau buruknya langkah sebuah organisasi bergantung pada tindakan yang diambil seorang pemimpin. Sehingga seorang pemimpin ideal harus cerdas dalam menentukan strategi terbaik untuk memberikan hasil sesuai ekspetasi. Mampu berkomunikasi dengan baik Komunikasi menjadi dasar penting di seluruh aspek kehidupan. Seorang pemimpin yang baik, harus memiliki komunikasi yang baik dan efektif.

seorang pemimpin daerah harus memiliki sikap adil dan bijaksana terhadap